KEBIASAAN KELUARGAKU SETELAH SHOLAT I'ED


sahabat petualang, pasti dikeluarga kalian banyak memiliki kebiasaaan- kebiasaan setelah merayakan sholat i'ed maupun setelah merayakan hari raya keagamaan yang lain bagi yang non-muslim, akan tetapi biasanya kebiasaan tersebut sangat berhubungan dengan adat-istiadat setempat dimasyarakat masing-masing. kalau dijawa biasanya akan acara sungkeman, dan lain-lain sebagainya untuk daerah lain, begitu pula kami dimasyarakat wakatobi, yang sangat menerapan nilai adat istiadat dalam nilai-nilai keagamaan itu sendiri. biasanya setelah sholat hari raya kami berziarah kemakam-makam keluarga, dan bertamu kerumah keluarga setelah itu kami kembali kerumah, akan tetapi ada daerah dipulau wangi-wangi yang menyelenggarakan kegiatan Posepa'a, yitu kegiatan yang menyerupai tarung silat tradisional (nanti akan ada penjelasan kusussnya, sabar...). kembali kekebiasaan keluargaku.

setelah kami berkunjung kerumah keluarga dan berziarah, maka keluargaku akan pulang kerumah dan melakukan pembacaan doa tolak bala/musibah/ketidakberuntungan dengan sesajian untuk didoakan yang dalam bahasa daerah pakande-kandea/kandea. adapun untuk komposisi makanan yang ada dalam  pakande-kandea/kandea diantaranya pisang ambon, nasi merah atau bisa diganti dengan , telur rebus, karasi(makanan daerah yang terbuata dari tepung beras),cucuru ( kue khas yang berbentuk bulat mirip dorayaki yang terbuat dari tepung beras lalu digoreng), lapa-lapa (mirip lontongakan tetapi biasa dibungkus dengan daun kelapa dengan ukuran lebih panjang daripada lontong), opor ayam, pisang goreng (proses penggorenganya : mula-mula piang dibuka kulitnya, lalu digoreng dan ditiriskan lalu disajikan), ubi jalar goreng,dimana kesemuanya makanan diletakkan diatas nampan besar, ditambah air putih dan perlengkapan pembakaran dupa. adapun kesemua makanan tersebut sudah diatur  dan ditata sebelum pergi sholat i'ed, jadi ketika pulang maka tinggal didoakan.
gambar diatas adalah bentuk pakande-kandea/kandea yang sederhana(standar), kita bisa menambahkan bebrapa jenis makanan sesuai dengan kemampuan untuk menambahkan pakande-kandea/kandea, biasanya tergantung dari kebiasaan keluarga masing-masing.
gambar cucur yang berasal dari tepung beras dengan ditambahkan gula merah sehingga nampak coklat dan digoreng (bentuknya menyerupai dorayaki)

adapun yang akan memimpin prosesi dari pembacaan doa tolak bala dengan pakande-kandea adalah sara (pemuka agama biasanya imam, muazin hingga orang yang dituakan serta tahu bacaan doa tolak bala). ketika pembaca doa mulai berdoa maka beliau akan mulai mebakar dupanya dan merapalkan bacaan doanya. sebelum doa dibacakan maka kita seluruh anggota keluarga mengelilingi  pakande-kandea/kandea, dengan tenang.
kami sekeluarga mengelilingi makanan  pakande-kandea/kandea, nampak pula sepupu-sepupuku yang masih kecil dan paman.

petualang, setelah pakande-kandea/kandea didoakan maka, dalam adabnya yang dipersilahkan mengambil makanan pertama adalah sara/pembaca doa kemudian setelahnya kita bisa juga mengambil makanan, adapun untuk anak terkecil didalam keluarga biasanya diberikan telur yang ada didalam pakande-kandea/kandea, sebagai bentuk harapan agar sianak dapat berkembang dan memiliki jiwa kepemimpinan, setelah menyantap makanan. maka yang para orang tua yang terlebih dahulu yang berjabat tangan dengan sara/pembaca doa setelah itu anak-anak dan remaja, biasanya ketika kita mencium tangan sara/pembaca doa, maka kita akan dibacakan doa dengan bahasa tradisional sambil sara/pembaca doa mencium kepala kita. sekian dari KEBIASAAN KELUARGAKU SETELAH SHOLAT I'ED, silahkan tulis kebiasaan keluarga kalian setelah hari raya dikolom commentar. terimah kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUKURE, makanan tradisional masyarakat WAKATOBI

Perjalanan ke Liya part 1

perjalanan ke liya part 2