Perjalanan ke Liya part 1

hai petualang, kali ini kita akan membahasa tempat wisata sejarah di wakatobi. mungkin sebelumnya kita akan flash back kesejarah dahulu kala, jadi dahulu kala wakatobi berada dibawah kekuasaan kesultanan buton dan dibagi menjadi beberapa wilayah pemerintahan atau dalam bahasa setempat disebut Kadie, nah dahulu kala wilayah-wilayah adat ini menerapkan sistem pemerintahan yang berasaskan nilai keislaman sehingga jangan heran banyak masjid-masjid dibangun dimasanya karena dimasjid itulah menjadi kantor pemerintahan adat dimasa itu, kemudian untuk melindungi masyaraktnya maka dibangunlah sebuah benteng untuk melindungi pusat pemerintahan masyarakat. adapun fungsi dari benteng ini beragam dianataranya untuk melindungi diri dari serangan penjajah dan bajak laut serta sebagai menara pengawas untuk melihat aktivitas masyarakat kala itu. adapun hal unik petualang, yang bisa kita amati semua objek sejarah wakatobi terletak agak jauh dari pulau, jadi dahuli kala ada bajak laut yang sangat terkenal dikepulauan tukang besi (wakatobi), mereka dijuluki bajak laut Tobelo (kalau tidak salah), mereka ini merupakan bajak laut yang kekejamannya sangatlah tersohor. oleh sebab itu masyarakat wakatobi membangun komples pemukiman berada ditengah daratan dan biasanya berada dipuncak bukit, dengan arsitektur rumah panggung khas buton. sehingga pemukiman yang berada diatas bukit tersebut dilengkapi dengan benteng dan masjid sebagai pusat keagamaan dan pemerintahan kala itu, dan juga benteng yang dibangun diatas puncak tersebut juga berfungsisebagai menara pengawas, yang akan memberikan peringatan kepada masyarakat untuk berkumpul ketika ada serangan penjajah dan perompak atau bajak laut. 

serelah kita bercerita tentang sejarah sekarang kita lanjut kezaman sekarang, pemukiman yang berada didalam kawasan benteng yang masih didiami saat ini diwakatobi yaitu benteng liya. nah berikut gambar-gambar yang suasana jalan menuju benteng liya.....

ketika kalian sedang jalan, mungkin kalian merasa capek dan ingin beristirahat, dipenjang jalan memang banyak warung yang menyediakan minuman dingin dan makanan ringan, akan tetapi kalian juga bisa singgah ditempat peristirahatan yang dibuat oleh masyarakat yang bernama gode-gode, mirip gazebo dimana letaknya persih dipinggir jalan dan berada dipertengahan perjalanan dari kota ke benteng liya, ini penampakan gode-gode, tempat istirahat ketika lelah menempuh perjalanan.


hampir lupa, bahwa kawasan liya  ini terdiri atas beberapa desa, yang berada dalam satu kecamatan wangi-wangi selatan dipulau wangi-wangi, adapun estimasi waktu yang dibutuhkan petualang
, dari pusat kota wangi-wangi untuk mencapai desa ini yaitu 20 menit -/+, akan tetapi saya yakin waktu estimasi itu akan sangat lama karena kalian akan melewati wilayah pesisir dengan warna lautnya yang biru, pemukiman penduduk yang masih menggunakan arsitektur zaman dahulu dna masih banyak tempat spot lainnya. and desa ini juga merupakan desa yang mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani rumput laut, sehingga jangan jeran diwilayah ini akan banyak kaliah temui rumput laut yang dijemur, seperti dibawah ini.....
 petualang, jika memiliki niat untuk membeli rumput laut disini bisa saja langsung bertanya kemasyarakat disekitar lokasi penjemuran, dijamin harganya lebih murah dan rumput laut disini masih organik dan tanpa pengawet loh. 
 kemudian petualang,  juga akan melewati beberapa jalan yang menanjak mengingat benteng ini berada diatas bukit. akan tetapi bagi petualang, yang menanyakan apakah tanjakannya curam ? aku akan menjawab tanjakannya sebenarnya sangatlah landai dibandingkan tanjakan diwilayah pegunungan dijawa. rasa lelah menempuh perjalanan yang akan  semua akan terbayarkan ketika kalian sudah mencapai desa liya sendiri. 
pemandangan yang akan mememani sahabat semua adalah pemandangan laut yang dilihat dari atas bukit dengan hiasi denga indahnya kontras warna laut yang terlihat. Bersambung.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUKURE, makanan tradisional masyarakat WAKATOBI

perjalanan ke liya part 2